Soondongyang.blogspot.com

 "Bisa? Harus Bisa!!"

Jika kita punya keinginan, sempurnakan keadaannya dengan ilmu dan kemampuan yang maksimal...

Jumat, 09 April 2010

Mensyukuri Nikmat Dapat Menghilangkan Niat Jahat

Sudah menjadi keutamaan bahkan bisa pula disebut kewajiban bagi kita manusia yang percaya akan adanya Tuhan Yang Maha Kuasa untuk dapat bersyukur dan mensyukuri nikmat yg selalunya kita terima setiap saat. Tapi, kenapa kita dianjurkan untuk itu? Siapakah yg berkepentingan didalamnya? Tuhan atau manusia?

Tidak banyak manusia yg pandai bersyukur atau mensyukuri nikmat atas segala yg telah diterima. Dan yg paling jarang disyukuri adalah nikmat sehat dan selamat. Betapa kita menderita saat sakit, namun pengalaman sakit yg diderita baik oleh diri sendiri maupun orang lain hampir selalu dilupakan saat kita berada dalam kondisi sehat. Begitu pun dengan keselamatan. Ada banyak yg tertimpa musibah, dan disaat musibah itu datang menimpa orang lain, hampir jarang ada orang yg bersyukur bahwa musibah itu tidak menimpanya. Dan kita nyaris melupakan atau mengabaikan kehadiran keduanya disaat kita sehat dan selamat.
Berapa banyak jenis penyakit yg ada dimuka bumi ini, baik itu penyakit lahir maupun bathin tidak atau belum menjangkiti kita? Siapakah yg membuat kita sadar akan pentingnya hidup sehat?
Demikian pula dgn musibah yg datang menimpa kita atau orang lain. Semuanya harus menjadikan kita sadar dan waspada atas kedatangannya.

Siapakah yg sanggup menyadari dan mewaspadai itu? Jawabannya adalah siapa saja orang yg pandai bersyukur baik itu dalam bentuk pengucapan yg ditujukan kepada Tuhan Yang Maha Suci serta Maha Kuasa dan atau mewaspadai serta menyadari akan adanya kemungkinan kedatangannya.
Orang-orang yg pandai bersyukur, tentu akan berusaha semaksimal mungkin untuk dapat mempertahankan masa sehatnya dengan menghindari segala sesuatu yg bisa mengakibatkan sakit. Juga berusaha semaksimal mungkin untuk mencegah atau mengundang datangnya musibah atau bencana.
Nah, siapa yg paling berkepentingan dalam proses syukur dan mensyukuri itu? Tuhankah atau manusiakah? Apakah saat datangnya penyakit itu Tuhan ikut sakit? Apakah saat datangnya bencana Tuhan pun ikut terimpa bencana? Jawabannya ada dihati masing-masing. Jadi siapakah yg paling berkepentingan dalam perkara ini?
Tuhan hanya menetapkan aturan/ketetapan (taqdir) sebab akibat. Siapa mengerjakan sebab dialah yg akan menerima akibat, siapa yang lengah dia pun akan tertimpa musibah.

Apakah yg membuat manusia tidak berniat jahat baik sadar maupun tidak, langsung ataupun tidak langsung? Ternyata proses mensyukuri dan menyadari banyaknya kebaikkan disetiap waktu dapat mengalihkan pikiran kita untuk tidak melakukan tindak kejahatan, dan ini berbanding terbalik dgn implementasi rasa syukur kita kepada Tuhan Sang Maha Kuasa, semakin sering dan sadar kita mensyukuri nikmat, semakin tidak sadar bahwa kita telah menjauhkan diri dari perilaku yg merugikan diri sendiri mau pun orang lain, pendek kata, kita akan terhindar dari perilaku 'JAHAT'.

Orang-orang yg pandai bersyukur tentunya orang itu dekat dengan Tuhannya, orang yg dekat dengan Tuhannya, sangatlah kecil kemungkinannya akan terbersit dalam hati orang itu untuk melakukan perbuatan jahat.

Kejahatan yg dimaksud adalah setiap perbuatan yg bisa merugikan diri sendiri maupun orang lain baik langsung maupun tidak langsung. Karena pada hakekatnya setiap perbuatan jahat akan menimbulkan kerugian. Ada pun bentuk kejahatan yg bisa diakibatkan oleh kurang pandainya bersyukur adalah rakus, mau menang dan senang sendiri, korupsi, berlebih-lebihan dlm banyak hal, hilangnya kepedulian terhadap sesama, sombong dan juga angkuh.