Bukan hal yg luar biasa bahkan sudah lumrah jika setiap yang berjiwa terutama manusia, cepat atau lambat akan masuk ke dalam kuburan (mati). Namun banyak yang lolos dari perhatian kita, apakah kita masuk ke dalam kuburan sesuai dengan tanggal yg telah ditetapkan oleh Tuhan atau justru terlalu awal kita masuk ke dalamnya?
Orang-orang yg masuk ke dalam kuburan terlalu awal, biasanya disebabkan oleh bunuh diri, yg berawal dari kelalaian, kecerobohan dan kurang peduli terhadap keselamatan serta kesehatan. Banyak yang mengatakan, 'Umur siapa yg tahu?' Tapi ingatIah Tuhan telah menetapkan batas maksimal (ajal) sampai kapan kita hidup di dunia fana ini. Dengan cara apa dan dimana kita mati pun tidak banyak yang tahu. Tapi bunuh diri bisa dilakukan kapan saja, dan siapa pun yg memenuhi syarat pengetahuan bagaimana atau dengan cara apa orang bisa mati, kemudian dia terapkan pada dirinya dan mengakibatkan kematian, maka orang itu telah dan dapat dikatakan mati bunuh diri. Proses kematian tidak meninjau berapa lama waktu yg dibutuhkan untuk mencapai keadaan yang disebut mati.
Satu tablet obat yg memiliki komposisi tertentu, dan diketahui jika di konsumsi melebihi dosis yg ditentukan dan dapat mengakibatkan kematian kemudian dilakukan, dan ia mati. Maka proses kematiannya dapatlah dikategorikan mati bunuh diri. Ada pun cara lain dari mati bunuh diri ini misalnya menggantung diri, minum racun, memotong urat nadi, menusuk atau merusak bagian-bagian vital dari nafas kehidupan seperti jantung, urat nadi dan otak. Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai keadaan mati pun bervariasi. Ada yg langsung, ada yg memakan waktu beberapa jam atau beberapa hari. Berapa lama waktu yg diperlukan tidaklah dihiraukan, karena titik utamanya adalah mati dan mengakibatkan masuk ke dalam kuburan terlalu dini atau tidak pada waktunya.
Sekejap, semenit, satu jam, sehari, setahun, atau pun tahunan. Karena hal itu sangat bergantung pd daya tahan jiwa raganya. Namun tetap saja, orang yg mati karena ada kerusakan organ kehidupan dalam jiwa dan atau raganya maka ia akan masuk ke dalam kategori mati bunuh diri. Itulah sebabnya kenapa bunuh diri juga termasuk dalam kategori dosa besar. Si Pelaku telah berkhianat terhadap usia yg telah ditetapkan baginya. Ada satu barang konsumsi yg memiliki komposisi racun yg cukup banyak, namun ia meracuni pelakunya perlahan-lahan.
Merusak hampir di setiap organ internal biologis manusia dan proses perusakkannya terbilang lambat karena bisa memakan waktu tahunan bahkan belasan atau puluhan tahun. Setelah hampir sebagian besar internal biologisnya rusak atau cacat, biasanya bagian jantung, paru-paru dan urat syaraf sudah dalam kondisi rusak parah, maka si pelaku akan terkena penyakit yg dapat mengakibatkan kematian.
Ingat, bunuh diri tidak melihat kurun waktu yg diperlukan tapi melihat pada proses perusakan, pencacatan dan berakibat kematian yg disadari dan disengaja oleh pelakunya. Dan benda yg saya maksud disini adalah rokok. Seperti kita ketahui bersama kandungan racun yang ada dalam rokok itu terbilang banyak sekali. Kadar racun yang ada di dalamnya dibuat dalam komposisi yg kecil sekali, sehingga proses perusakkan dan pencacatan organ biologis internal pun memakan waktu tahunan. Kecil atau besar kadar racun yg ada di dalamnya tidak mengubah keadaan bahwa setiap perokok sedang meracuni dirinya. Ingat, dengan cara apa pun, yg namanya bunuh diri itu dosa besar apalagi membunuh orang lain. Semoga bermanfaat. "Mari kita hidup sehat, Jangan bersahabat dgn obat, Supaya selamat dunia akhirat..." (SDY hopes)
Sabtu, 10 April 2010
Jumat, 09 April 2010
Mensyukuri Nikmat Dapat Menghilangkan Niat Jahat
Sudah menjadi keutamaan bahkan bisa pula disebut kewajiban bagi kita manusia yang percaya akan adanya Tuhan Yang Maha Kuasa untuk dapat bersyukur dan mensyukuri nikmat yg selalunya kita terima setiap saat. Tapi, kenapa kita dianjurkan untuk itu? Siapakah yg berkepentingan didalamnya? Tuhan atau manusia?
Tidak banyak manusia yg pandai bersyukur atau mensyukuri nikmat atas segala yg telah diterima. Dan yg paling jarang disyukuri adalah nikmat sehat dan selamat. Betapa kita menderita saat sakit, namun pengalaman sakit yg diderita baik oleh diri sendiri maupun orang lain hampir selalu dilupakan saat kita berada dalam kondisi sehat. Begitu pun dengan keselamatan. Ada banyak yg tertimpa musibah, dan disaat musibah itu datang menimpa orang lain, hampir jarang ada orang yg bersyukur bahwa musibah itu tidak menimpanya. Dan kita nyaris melupakan atau mengabaikan kehadiran keduanya disaat kita sehat dan selamat.
Berapa banyak jenis penyakit yg ada dimuka bumi ini, baik itu penyakit lahir maupun bathin tidak atau belum menjangkiti kita? Siapakah yg membuat kita sadar akan pentingnya hidup sehat?
Demikian pula dgn musibah yg datang menimpa kita atau orang lain. Semuanya harus menjadikan kita sadar dan waspada atas kedatangannya.
Siapakah yg sanggup menyadari dan mewaspadai itu? Jawabannya adalah siapa saja orang yg pandai bersyukur baik itu dalam bentuk pengucapan yg ditujukan kepada Tuhan Yang Maha Suci serta Maha Kuasa dan atau mewaspadai serta menyadari akan adanya kemungkinan kedatangannya.
Orang-orang yg pandai bersyukur, tentu akan berusaha semaksimal mungkin untuk dapat mempertahankan masa sehatnya dengan menghindari segala sesuatu yg bisa mengakibatkan sakit. Juga berusaha semaksimal mungkin untuk mencegah atau mengundang datangnya musibah atau bencana.
Nah, siapa yg paling berkepentingan dalam proses syukur dan mensyukuri itu? Tuhankah atau manusiakah? Apakah saat datangnya penyakit itu Tuhan ikut sakit? Apakah saat datangnya bencana Tuhan pun ikut terimpa bencana? Jawabannya ada dihati masing-masing. Jadi siapakah yg paling berkepentingan dalam perkara ini?
Tuhan hanya menetapkan aturan/ketetapan (taqdir) sebab akibat. Siapa mengerjakan sebab dialah yg akan menerima akibat, siapa yang lengah dia pun akan tertimpa musibah.
Apakah yg membuat manusia tidak berniat jahat baik sadar maupun tidak, langsung ataupun tidak langsung? Ternyata proses mensyukuri dan menyadari banyaknya kebaikkan disetiap waktu dapat mengalihkan pikiran kita untuk tidak melakukan tindak kejahatan, dan ini berbanding terbalik dgn implementasi rasa syukur kita kepada Tuhan Sang Maha Kuasa, semakin sering dan sadar kita mensyukuri nikmat, semakin tidak sadar bahwa kita telah menjauhkan diri dari perilaku yg merugikan diri sendiri mau pun orang lain, pendek kata, kita akan terhindar dari perilaku 'JAHAT'.
Orang-orang yg pandai bersyukur tentunya orang itu dekat dengan Tuhannya, orang yg dekat dengan Tuhannya, sangatlah kecil kemungkinannya akan terbersit dalam hati orang itu untuk melakukan perbuatan jahat.
Kejahatan yg dimaksud adalah setiap perbuatan yg bisa merugikan diri sendiri maupun orang lain baik langsung maupun tidak langsung. Karena pada hakekatnya setiap perbuatan jahat akan menimbulkan kerugian. Ada pun bentuk kejahatan yg bisa diakibatkan oleh kurang pandainya bersyukur adalah rakus, mau menang dan senang sendiri, korupsi, berlebih-lebihan dlm banyak hal, hilangnya kepedulian terhadap sesama, sombong dan juga angkuh.
Langganan:
Postingan (Atom)